kanor.bojonegorokab.go.id – Kecamatan Kanor memulai babak baru penanggulangan Tuberkulosis (TB) dengan mencanangkan Gerakan Bersama Temukan “Si Miko” (Selasa, 26/04/2016). Acara yang digelar di Pendopo Kecamatan Kanor bertujuan menumbuhkan kesadaran dan mendorong sinergitas semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk menanggulangi TB di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor. Dengan gerakan bersama ini diharapkan Kecamatan Kanor dapat menjadi salah satu Kecamatan Bebas TB. Nama unik “Si Miko” sendiri merupakan sebutan bagi kuman penyebab TB, yaitu Mycobacterium tuberculosis.
Acara ini merupakan kerjasama Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bojonegoro dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Pemerintah Kecamatan Kanor dan UPTD Puskesmas Kanor. Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta dari 25 desa di Kecamatan Kanor meliputi Kepala Desa, Ketua TP PKK Desa, Bidan Desa dan Kader Kesehatan Desa. Turut hadir pula Camat, Kapolsek, Danramil serta Kepala Kantor/UPTD/UPTB di wilayah Kecamatan Kanor.
“Acara ini merupakan tindak lanjut dari rapat Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bojonegoro dengan Camat Kanor, Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dan Kepala Puskesmas Kanor,” kata Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bojonegoro, Siti Nurhayati dalam sambutannya. Dirinya juga mengungkapkan bahwa program penanggulangan TB yang dilakukan Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah merupakan hasil kerjasama dengan The Global Fund, yaitu organisasi internasional yang fokus pada penanganan TB, HIV dan malaria.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Bojonegoro, Suyuthi dalam sambutannya mengingatkan bahwa urusan kesehatan dan pendidikan adalah urusan wajib yang harus diprioritaskan oleh pemerintah termasuk di dalamnya adalah pemerintah desa. Dukungan pemerintah desa sangat penting dalam usaha memberantas TB baik berupa personil, kegiatan maupun anggaran. Apalagi dengan banyaknya jumlah penderita TB di Indonesia. “Indonesia nomor 2 di dunia, sedangkan Jawa Timur nomor 5 di Indonesia,” paparnya. “Jika orang-orang luar negeri saja peduli dengan kesehatan masyarakat Indonesia, maka kita harus lebih peduli lagi,” tegasnya.
Suyuthi juga mengungkapkan bahwa Komisi C DPRD Bojonegoro bekerja sama dengan Universitas Airlangga telah mengadakan pertemuan membahas Raperda penanggulangan TB. “Tujuannya agar Bojonegoro bebas TB,” ujarnya.
Lebih lanjut Suyuthi meminta agar pelatihan khusus bagi Kader TB Desa dapat segera diagendakan sehingga mereka dapat lebih memahami tugas yang akan dilaksanakan.
Pencanangan Gerakan Bersama Temukan “Si Miko” ini juga dirangkaikan dengan beragam kegiatan sosial, yaitu penyuluhan TB dan HIV, pemberian santunan bagi 100 anak yatim, pembagian genting kaca bagi penderita TB serta pengobatan gratis bagi masyarakat umum. (keckanor/dika)