kanor.bojonegorokab.go.id – Tanggul Bengawan Solo yang longsor di Desa Kanor Kecamatan Kanor dalam kondisi kritis. Hasil pemantauan yang dilakukan kemarin siang (Rabu, 01/06/2016) menunjukkan gerusan air Bengawan Solo telah memakan lebih dari separo badan tanggul.
Hasil pengukuran petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro dan UPT Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo di Bojonegoro, tercatat sekitar 100 meter tanggul tergolong kritis. Lebar atas tanggul hanya tersisa antara 0,5 – 1 meter dari lebar semula 5 meter. Sedangkan lebar bawah tanggul tersisa sekitar 6 meter dari lebar semula 12 meter.
Jika tidak segera ditangani dikhawatirkan akan jebol dan membahayakan pemukiman penduduk dan lahan pertanian di sekitarnya. “Ada sekitar 914 Kepala Keluarga yang tinggal dekat tanggul longsor. Lahan pertanian ada sekitar 170 hektar,” ungkap Karsono, Sekretaris Desa Kanor.
Jika terjadi jebolan, diperkirakan banjir tidak hanya melanda Desa Kanor, tetapi juga sejumlah desa di sekitarnya antara lain Desa Prigi, Temu, Simorejo, Pilang, Gedongarum dan Kedungprimpen di Kecamatan Kanor serta Desa Pucangarum di Kecamatan Baureno. Desa-desa tersebut merupakan wilayah penghasil padi dengan produktifitas tinggi.
Letaknya di belokan Bengawan Solo menyebabkan tanggul tanah ini rawan longsor oleh derasnya aliran air. Apalagi selama beberapa hari terakhir ini sering turun hujan deras.
Budi Mulyono, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, menjelaskan bahwa tanggul kritis tersebut akan ditangani dengan cara diurug dan diperkuat dengan terpal dan trucukan (batang bambu). Untuk mempercepat penanganan, BPBD akan mendatangkan alat berat (backhoe). “Pihak desa diharapkan menyiapkan tanah dan mengerahkan warga untuk ikut kerja bakti,” katanya.
Kepala Desa Kanor Ramlah mengatakan pemerintah desa menyanggupi permintaan BPBD. Lahan yang disiapkan untuk dikeruk nantinya adalah tlatah (bantaran) Bengawan Solo yang biasa dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. “Saat ini masih ada tanaman jagungnya. Kira-kira dua minggu lagi sudah panen dan tanahnya bisa dikeruk,” jelasnya.
Pemdes Kanor diminta untuk segera membuat surat laporan kepada Pemerintah Kecamatan yang selanjutnya akan diteruskan kepada Pemkab Bojonegoro. Nantinya laporan dari kecamatan akan dijadikan dasar bagi Pemkab Bojonegoro untuk mengeluarkan surat permohonan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar dibangun tanggul permanen di Desa Kanor untuk memperkuat tanggul tanah yang ada. (keckanor/dika)