kanor.bojonegorokab.go.id – Kuswiyanto, anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, mengunjungi para peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Kanor (Sabtu, 09/04/2016). Kunjungan kerja ini dalam rangka masa reses untuk menampung aspirasi konstituen serta melakukan fungsi pengawasan terutama di bidang sosial yang menjadi salah satu ruang lingkup Komisi VIII.
Pertemuan yang berlangsung di rumah anggota PKH Desa Sedeng ini dihadiri 46 orang peserta PKH dari Desa Sedeng dan Palembon, para pendamping PKH Kecamatan serta operator PKH Kabupaten Bojonegoro. Hadir pula dalam acara tersebut Camat Kanor dan Kepala Desa Sedeng.
Kuswiyanto menjelaskan bahwa PKH merupakan salah satu program Kementerian Sosial yang dinilai bagus dan membawa dampak positif bagi kesejahteraan rakyat sehingga terus dilanjutkan. “Bahkan bantuan diberikan sampai anak bersekolah SMA, kalau dulu kan hanya sampai SMP,” katanya. “Karena dinilai bagus pula, maka sekarang di semua kecamatan di Bojonegoro ada PKH,” jelas politisi dari PAN ini.
Menanggapi usulan agar peserta PKH di semua desa mendapat bantuan modal Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Kuswiyanto mengatakan bahwa dana pemerintah yang tersedia belum mencukupi sehingga hanya beberapa desa yang mendapatkannya. “Yang sudah dapat ini agar betul-betul dibina sehingga ekonominya bisa mandiri,” pesannya kepada para pendamping PKH.
Data yang dihimpun dari pendamping PKH, dari 25 desa di Kecamatan Kanor terdapat 7 desa yang sudah menerima bantuan KUBE ini. Di 7 desa tersebut, terdapat 21 KUBE dan hampir semuanya memilih mengelola dana bantuan tersebut untuk beternak kambing.
Kuswiyanto menyarankan agar warga yang mempunyai ternak mengumpulkan ternaknya dalam satu kandang sehingga kotorannya dapat lebih mudah terkumpul. “Kotoran dan air kencing ternak dapat diolah menjadi pupuk organik,” jelasnya. Selain bernilai ekonomis tinggi, pupuk tersebut juga dapat membantu meningkatkan produktivitas lahan pertanian warga.
Menanggapi usulan diadakannya pelatihan pembuatan pupuk organik, Kuswiyanto menyatakan kesanggupannya mendatangkan instruktur jika memang banyak warga yang berminat. “Saya siap memfasilitasi, kalau perlu bisa dibuat percontohan,” tegasnya. Dirinya menyarankan agar peserta dapat digabung dengan desa-desa lainnya sedangkan tempat pelatihan menyesuaikan dengan keinginan peserta. "Peserta bisa 100 – 150 orang, yang penting lokasi harus cukup luas,” pungkasnya.
Menambahkan apa yang sudah disampaikan Kuswiyanto, Camat Kanor Subiyono berpesan kepada peserta PKH agar selalu mempunyai kebanggaan sebagai warga desa dan tidak perlu rendah diri sebagai warga penerima bantuan. “Peserta PKH harus punya semangat untuk jadi orang kaya,” tegasnya. Dengan semangat berusaha, diharapkan suatu saat peserta PKH dapat menjadi warga yang sejahtera dan mandiri sehingga tidak perlu lagi mendapat bantuan dari pemerintah. (keckanor/dika)